Jakarta— Wakil Kepala BPJPH Afriansyah Noor mengajak pengelola rumah sakit untuk berperan lebih aktif dalam penguatan ekosistem halal nasional. Ajakan ini disampaikan dalam Jakarta Islamic Healthcare & Economic Conference (JIHEC) 2025 yang digelar Majelis Upaya Kesehatan Islam Seluruh Indonesia (MUKISI) Jakarta Raya, bertempat di Universitas Yarsi, Jakarta, pada Jumat (09/05/2025).
“Indonesia peringkat ke-3 pada SGIE Report tahun 2023. Kami dorong pencatatan produk halal dalam negeri dengan memberikan program afirmatif pemerintah, yakni Sertifikasi Halal Gratis (SEHATI), yang sampai hari ini masih dibuka kuotanya. Ini untuk menjaga iklim usaha agar lebih mudah,” ujar Afriansyah.
Lebih lanjut, Afriansyah menghimbau rumah sakit mendaftarkan produk yang ada dalam layanan mereka untuk bersertifikasi halal. Sebab, rumah sakit merupakan layanan publik yang di dalamnya terdapat produk yang dikenai kewajiban sertifikasi halal.
Selain itu, sumber daya yang dimiliki rumah sakit juga dapat dimanfaatkan untuk memperkuat ekosistem halal. Misalnya, laboratorium dapat pula difungsikan dalam pengujian kehalalan produk.
“Ini juga peluang besar untuk ikut meramaikan ekosistem halal dengan menjadi Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) karena salah satu syaratnya adalah memiliki laboratorium,” tambahnya.
Sesi ini merupakan bagian dari diskusi bertema “Halal Industry Collaboration in Developing Sustainable Sharia Healthcare”, yang menghadirkan Internal Halal Auditor PT Bernofarm Henny Shufianti, dan narasumber dari Kementerian Pariwisata Rizki Handayani. Diskusi dipandu oleh Ahmad Jamaluddin dari MUKISI.